Selasa, 30 Oktober 2012


Daftar Persamaan Transistor


PERSAMAAN TRANSISTOR

Nomor
Transistor

EROPA

AMERIKA
BC107
BC108
BC109
BC147
BC148
BC149
BC171
BC172
BC173
BC182
BC183
BC184
BC207
BC208
BC209
BC237
BC238
BC239
BC317
BC318
BC319
BC107
BC107
BC109
BC147
BC147
BC149
BC239
BC237
BC239
BC237
BC237
BC239
BC207
BC207
BC209
BC237
BC237
BC239
BC167
BC167
BC169
2N929
2N929
2N930
A747
A747
A749
2N5827
2N5825
2S5827
2N5825
2N5825
2N5827
2N4966
2N4966
2N4967
2N5825
2N5825
2N5827
2N5209
2N5209
2N5210
***

PERSAMAAN TRANSISTOR

Nomor
Transistor

EROPA

AMERIKA
BC347
BC348
BC349
BC382
BC384
BC407
BC408
BC409
BC413
BC414
BC415
BC547
BC548
BC549
BC582
BC583
BC584
BC167
BC167
BC169
BC237
BC239
BC207
BC207
BC209
BC239
BC239
BC307
BC338
BC547
BC548
BC237
BC239
BC239
2N5209
2N5209
2N5210
2N5825
2N5827
2N4966
2N4966
2N4967
2N5827
2N5827
2N6015
2N5818
2N5818
2N5818
2N5825
2N5827
2N5827
***

PERSAMAAN TRANSISTOR

Nomor
Transistor

EROPA

AMERIKA
BC157
BC158
BC159
BC177
BC178
BC204
BC205
BC212
BC213
BC214
BC250
BC251
BC252
BC261
BC262
BC263
BC307
BC308
BC309
BC320
BC321
BC322
BC350
BC351
BC352
BC415
BC416
BC417
BC412
BC413
BC414
BC357
BC358
BC157
BC157
BC159
BCY70
BCY70
BC204
BC204
BC307
BC309
BC309
BC307
BC566B
BC307
BCY71
BCY71
BCY71
BC307
BC307
BC309
BC320
BC320
BC320
BC320
BC320
BC322
BC287
BC309
BC204
BCX95
BC239
BC239
BC320
BC238
-
-
-
-
2N3965
2N3965
2N4249
2N4248
2N6015
2N6003
2N6003
2N6015
2N6017
2N6015
2N3965
2N3965
2N6015
2N6015
2N6003
2N5086
2N5086
2N5087
2N5066
2N5066
2N5067
2N6015
2N6003
2N4249
2N2222A
2N5827
2N5827
2N5086
2N8025

Daftar Persamaan Transistor


PERSAMAAN TRANSISTOR

Nomor
Transistor

EROPA

AMERIKA
BC107
BC108
BC109
BC147
BC148
BC149
BC171
BC172
BC173
BC182
BC183
BC184
BC207
BC208
BC209
BC237
BC238
BC239
BC317
BC318
BC319
BC107
BC107
BC109
BC147
BC147
BC149
BC239
BC237
BC239
BC237
BC237
BC239
BC207
BC207
BC209
BC237
BC237
BC239
BC167
BC167
BC169
2N929
2N929
2N930
A747
A747
A749
2N5827
2N5825
2S5827
2N5825
2N5825
2N5827
2N4966
2N4966
2N4967
2N5825
2N5825
2N5827
2N5209
2N5209
2N5210
***

PERSAMAAN TRANSISTOR

Nomor
Transistor

EROPA

AMERIKA
BC347
BC348
BC349
BC382
BC384
BC407
BC408
BC409
BC413
BC414
BC415
BC547
BC548
BC549
BC582
BC583
BC584
BC167
BC167
BC169
BC237
BC239
BC207
BC207
BC209
BC239
BC239
BC307
BC338
BC547
BC548
BC237
BC239
BC239
2N5209
2N5209
2N5210
2N5825
2N5827
2N4966
2N4966
2N4967
2N5827
2N5827
2N6015
2N5818
2N5818
2N5818
2N5825
2N5827
2N5827
***

PERSAMAAN TRANSISTOR

Nomor
Transistor

EROPA

AMERIKA
BC157
BC158
BC159
BC177
BC178
BC204
BC205
BC212
BC213
BC214
BC250
BC251
BC252
BC261
BC262
BC263
BC307
BC308
BC309
BC320
BC321
BC322
BC350
BC351
BC352
BC415
BC416
BC417
BC412
BC413
BC414
BC357
BC358
BC157
BC157
BC159
BCY70
BCY70
BC204
BC204
BC307
BC309
BC309
BC307
BC566B
BC307
BCY71
BCY71
BCY71
BC307
BC307
BC309
BC320
BC320
BC320
BC320
BC320
BC322
BC287
BC309
BC204
BCX95
BC239
BC239
BC320
BC238
-
-
-
-
2N3965
2N3965
2N4249
2N4248
2N6015
2N6003
2N6003
2N6015
2N6017
2N6015
2N3965
2N3965
2N6015
2N6015
2N6003
2N5086
2N5086
2N5087
2N5066
2N5066
2N5067
2N6015
2N6003
2N4249
2N2222A
2N5827
2N5827
2N5086
2N8025



































Power Supply (Catu Daya)
1. Prinsip Kerja Catu Daya Linear
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya (power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.
2. PENYEARAH (RECTIFIER)
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1 berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.
Rangkaian Penyearah
Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT) seperti pada gambar-2.
Gelombang Penuh
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.
Gelombang Setengah dengan Filter C
Gambar 3 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.
Bentuk Gelombang
Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah :
Vr = VM -VL
dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2
Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga dapat ditulis :
VL = VM e -T/RC
Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperole
Vr = VM (1 – e -T/RC)
Jika T << RC, dapat ditulis : e -T/RC  1 – T/RC»
sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih sederhana :
Vr = VM(T/RC)
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk mendapatkan nilai tegangan ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 berikut ini.
Gelombang Penuh dengan Filter C
Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran catu daya. Anda barangkali sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan ripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor.
3. Voltage Regulator
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.
Berikut susunan kaki IC regulator tersebut.
IC Regulator
Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812 regulator tegangan +12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan -5 dan -12 volt.
Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk regulator variable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.
Rangkaian regulator yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar 6. Pada rangkaian ini, zener bekerja pada daerah breakdown, sehingga menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan zener atau Vout = Vz. Namun rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50mA.
Regulator Zener
Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator, salah satu ciri khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan beban. Ciri lain dari shunt regulator adalah, rentan terhadap short-circuit. Perhatikan jika Vout terhubung singkat (short-circuit) maka arusnya tetap I = Vin/R1. Disamping regulator shunt, ada juga yang disebut dengan regulator seri. Prinsip utama regulator seri seperti rangkaian pada gambar 7 berikut ini. Pada rangkaian ini tegangan keluarannya adalah:
Vout = VZ + VBE
VBE adalah tegangan base-emitor dari transistor Q1 yang besarnya antara 0.2 – 0.7 volt tergantung dari jenis transistor yang digunakan. Dengan mengabaikan arus IB yang mengalir pada base transistor, dapat dihitung besar tahanan R2 yang diperlukan adalah :
R2 = (Vin – Vz)/Iz
Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk mencapai tegangan breakdown zener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet yang besarnya lebih kurang 20 mA.
Regulator Zener Follower
Jika diperlukan catu arus yang lebih besar, tentu perhitungan arus base IB pada rangkaian di atas tidak bisa diabaikan lagi. Dimana seperti yang diketahui, besar arus IC akan berbanding lurus terhadap arus IB atau dirumuskan dengan IC = bIB. Untuk keperluan itu, transistor Q1 yang dipakai bisa diganti dengan transistor Darlington yang biasanya memiliki nilai b yang cukup besar. Dengan transistor Darlington, arus base yang kecil bisa menghasilkan arus IC yang lebih besar.
Teknik regulasi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan Op-Amp untuk men-drive transistor Q, seperti pada rangkaian gambar 8. Dioda zener disini tidak langsung memberi umpan ke transistor Q, melainkan sebagai tegangan referensi bagi Op-Amp IC1. Umpan balik pada pin negatif Op-amp adalah cuplikan dari tegangan keluar regulator, yaitu :
Vin(-) = (R2/(R1+R2)) Vout
Jika tegangan keluar Vout menaik, maka tegangan Vin(-) juga akan menaik sampai tegangan ini sama dengan tegangan referensi Vz. Demikian sebaliknya jika tegangan keluar Vout menurun, misalnya karena suplai arus ke beban meningkat, Op-amp akan menjaga kestabilan di titik referensi Vz dengan memberi arus IB ke transistor Q1. Sehingga pada setiap saat Op-amp menjaga kestabilan :
Vin(-) = Vz
Regulator dengan OPM
Dengan mengabaikan tegangan VBE transistor Q1 dan mensubsitusi rumus (11) ke dalam rumus (10) maka diperoleh hubungan matematis :
Vout = ( (R1+R2)/R2) Vz
Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur besar R1 dan R2.
Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator seperti di atas. Karena rangkaian semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator tegangan tetap. Saat ini sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Bahkan komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik.
Regulator dengan IC
Hanya saja perlu diketahui supaya rangkaian regulator dengan IC tersebut bisa bekerja, tegangan input harus lebih besar dari tegangan output regulatornya. Biasanya perbedaan tegangan Vin terhadap Vout yang direkomendasikan ada di dalam datasheet komponen tersebut. Pemakaian heatshink (aluminium pendingin) dianjurkan jika komponen ini dipakai untuk men-catu arus yang besar. Di dalam datasheet, komponen seperti ini maksimum bisa dilewati arus mencapai 1 A.



Posting Oleh info service elektronik 30 0ktober 2012
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiJD9fDN275hmf4RbhLtlsjYbyd0TgPC5Hcm0wCzBa5QfEgRLUnq2mmB2i6CcFAYso-t6q0bJHFh_e1pHO4x0AslFlKtSrTVVYU-sS-BC9tZA4p-VqxSVQ_TL4svHSNQ1weC5p2aVdo8k/s1600/DSC00296.jpg
Sebelum membahas lebih jauh tentang TV berwarna, coba anda pikirkan bagaimana mungkin sebuah radio bisa kita dengar siarannya atau sebu- ah TV bisa kita lihat dan dengar siarannya ? Inilah yang disebut teleko- munikasi ( komunikasi jarak jauh). Komunikasi satu arah ini dapat terjadi karena ada pemancar dan penerimanya dan masing-masing mempunyai syarat yang harus dipenuhi agar terjadi komunikasi tersebut. Persyaratannya  adalah:  informasi  yang  dikirim  berupa  suara  (pada radio) atau suara dan gambar (pada TV) dibawa oleh sinyal pembawa, yang kita kenal dengan modulasi (rangkaiannya disebut modulator) pada fre-kuensi  tertentu.  Pada  radio  ada  dua  cara  memodulasi  yaitu  AM (ampli-tudo  modulation)  dan  FM  (Frequency  Modulation),  sedangkan pada TV dengan sistem FM. Frekuensi modulasi inilah yang menjadikan kita dapat menangkap siaran suatu stasiun radio ataupun stasiun TV. Saat kita mencari gelombang frekuensi suatu siaran itu artinya kita menyamakan frekuensi penerima kita dengan frekuensi pemancarnya. Jadi walau ba-nyak siaran radio dan TV dimana-mana yang tertangkap oleh antena ra-dio / TV penerima di rumah, tetapi yang dapat kita dengar atau lihat ha-nya satu stasiun pemancar saja pada frekuensi tertentu. Kalau kita hen-dak mendengarkan atau melihat stasiun pemancar yang lain, maka kita harus mencari dengan cara merubah frekuensi penerima kita (di tuning) yang disesuaikan dengan frekuensi dari pemancar yang kita cari. Inilah proses telekomunikasi satu arah saja, yang satu memancarkan saja se-dangkan yang lainnya menerima.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat
melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemu- an roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi atau teve .
Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hu- kum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elek- tronik. Kemudian berturut-turut ditemukan tabung sinar katoda (CRT), sistem televisi hitam putih, dan sistem televisi berwarna. Tentunya per- kembangan ilmu ini akan terus maju apalagi dengan ditemukannya LCD, yang membuat TV dizaman ini semakin tipis dengan hasil gambar yang tak kalah bagusnya dengan TV tabung.
Jadi dizaman ini kita harus tahu betul tentang TV karena hampir semua rumah  tangga  mempunyai TV    baik  yang  hitam  putih  maupun  yang berwarna. Anda siap untuk mempelajarinya ?
Televisi (TV) yang kita kenal terdiri dari dua jenis, yaitu:
a.  Televisi   hitam   putih
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQUAyH0uydfDp6gopVt8Xa3tIKoFb6_Gsnqv14SM2BqdMp6o7iOdx6bQr0uNcqlbDd0_u_w5uzsAsGWX3iMNx2guYCHZBOFapQ5DihcIlqkvhEgyy5m64e8_w3eJMNyhnu-MMT1WsW4mI/s320/Picture1.png

b.  Televisi berwarna
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjwimjCbxXtBiMTE34XuAx8xGu3BvQtdjJHaXSesL1GY-_1JkGcaQImjjG001L0kGUGgZAaWocTSSXc0g8HTKZgGNQFiImgJ3Jf6VWztgxF6ymCQa07-YZ11k-GBdcg-6hNYNVJ4JeQFM/s1600/Picture2.png

Pada televisi hitam putih tidak dapat dilihat gambar sesuai dengan warna aslinya. Apapun yang terlihat dilayar kaca hanya tampak warna hitam dan putih. Hal ini sangat berbeda dengan televisi berwarna, yakni warna gam- bar yang tampil di layar akan terlihat menyerupai aslinya.
Gambar yang kita lihat di layar tele- visi adalah hasil produksi dari sebu- ah kamera. Objek gambar yang di- tangkap lensa kamera
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyFonYgrW1eij1LyObgYGGv4I47NLT61nPhs2CsKCmdaYFpS46qAdLrO8Tmqx1wHNonF9DpzIr1GqDcMYoqYi6XvJVpBVeoJoAMrxfmVkJTtKRBitk_wPBNMH0T7sv__Flwy7BFBZFe2E/s1600/Picture3.png

 Pengambilan Gambar oleh Kamera dan disalurkan ke TV
akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R= red), hijau (G=green), dan biru (B=blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi.
Pemancar TV berwarna memancar- kan sinyal-sinyal :
- Audio (bunyi)
- Luminansi (kecerahan gambar)
- Krominansi (warna)
- Sinkronisasi vertikal / horizontal
- Burst
Pada pesawat televisi berwarna, se- mua warna alamiah yang telah dipi- sah ke dalam warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan dicampur kembali   pada   rangkaian   matriks
warna untuk menghasilkan sinyal lu-
minasi Y dan dua sinyal krominansi, yaitu V dan U menurut persamaan berikut :

Y = +0.30R +0.59G+0.11B V = 0,877 ( R - Y )
U = 0,493 ( B- Y )

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang ditrans- misikan bersama sinyal gambar dalam modulasi frekuensi (FM) untuk meng- hindari derau (noise) dan interferensi. Sistem  pemancar  televisi  yang  kita kenal          diantaranya:    NTSC, PAL, SECAM, dan PAL B.  NTSC (National Television       System     Committee) digunakan di Amerika Serikat,

sistem PAL (Phases Alternating Line) digunakan di Inggris, sis- tem SECAM (Sequen tial Coleur a’Memorie) digunakan di Prancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PAL B. Hal yang membedakan sistem terse- but adalah: format gambar, jarak frekuensi pembawa, dan pem- bawa suara.

Prinsip Kerja TV Berwarna
Blok diagram sebuah TV berwarna secara lengkap adalah:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqxb3uVaWAgIApXgd2jDh_vUjuwZVukVQkuvOLkECaBpYACpIfuxoDge3uV_vJQ_pZXo9ztW8BcrAdzWBhqb02s2Z8nukOGOBlpKJC1Kc_tZ9RuJnugXiVL4IECUXMnXCfYIJ6tkvQK3Y/s320/Picture4.png

Contoh Rangkaian TV Berwarna
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHXwcOv_0d1mnTCl5o-3HZsKV6Lly-2GW3_NyXXfQKI2ymx-Y51NJeeNT7u2aRj2r2vm9yWBsLu0Vrid4IxFhOXh4unmwvwRcMtZ2jPmy2gpCYl3DhDFWFksat6ziiiKqxf5tQLZX07JE/s1600/Picture5.png
 
 Secara garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.Rangkaian Penala (Tuner)
Contohnya dapat dilihat pada gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9IdUVe4X-3DsTQuOwx3sK1FPDdl-p4RGhovSUU9IxXZkg-MVhtyMD6rQROSik6XPBDR5zxylhaCGYxtL1otbleSyeFX5ZfCzyt2WYRBYrxxZqApA-EDwRmS2mj3V5RxRC-0mr6qfogPo/s320/Picture7.png

Rangkaian penala berfungsi untuk menerima  sinyal  masuk  (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
 
Tuner mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut:
RF Amplifier.
Berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima antena.
Lokal Osilator.
Berfungsi untuk membangkitkan si- nyal frekuensi tinggi. Besar frekuensi
osilator dibuat selalu lebih besar di-
bandingkan frekuensi RF yang diteri- ma antena (sebesar frekuensi-RF+IF).
Mixer.
Oleh mixer sinyal RF dan sinyal
ga 1.000 kali, karena output Tu- ner merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelom- bang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pela- yangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

b..   Penguat       IF    (Intermediate
Frequency)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAokS3IpukHNfhvWb7TQHqZ-gvXu-gdPR10tpoOoToDIC9CcKxQI7DqwzB4qV2wFs2cyxO1WSWPvZ4UYikMsMgtIcR4qqAQ642STRgwWloJxMv5lqJJjI2YMH87lstSvFx3gElp6lYwA0/s320/Picture8.png

c.  Rangkaian Detektor Video Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang  keluar  dari  penguat  IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena  apabila  ada  sinyal  lain yang masuk akan  mengakibat- kan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara.
d. Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pengu- at sinyal luminan yang berasal dari de- tektor video sehingga dapat menjalan- kan layar kaca atau CRT (catode ray tube}. Di dalam rangkaian penguat vi - deo   terdapat  pula  rangkaian  ABL
(automatic brightnees level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang ber- fungsi untuk melindungi rangkaian te- gangan tinggi dari tegangan muatan le- bih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
e.Rangkaian   AGC   (Automatic   Gain Control)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaefkmdp1Ec9XuRmR891uoER2UJUSiHeremsB7au5bByFAJ7AL5YvJa4jfckZ0Z1eB27-InBkTAk9yyGW28vIFaCrBdf7ChEhJRSMNFSLby3ihAPgtyscS7Tk_kf3cRFSIR2ypYyxi5uk/s320/Picture9.png

Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan in- put secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkannya menjadi konstan.
Gambar diatas Rangkaian AGC. Lingkaran merah menunjukkan komponen AGC yang Berada di dalam Sebagian IC dan Sebagian Tuner

AGC Model Lain. Beberapa merek TV memiliki AGC yang Berdiri Sendiri seperti Ditunjukkan oleh Tanda Silang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDa_10p7JErIIonQklcbE0zfsmOAQjIV4IsDsKZbpeI4VS2Z0Yo78rSvUjhoyS6CfqhZDktWBxruvTSYEsKSlXAfr49fd4U6_jjbz-mGZuGuwXBL1ofvn-q_HxpjU57zLxPpEDJUBo2us/s1600/Picture10.png

f. Rangkaian Penstabil Penerima
Gelombang TV
Rangkaian penstabil penerima ge- lombang TV di antaranya adalah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan sinyal  jika  sinyal  yang  diterima
terlalu lemah. Sebaliknya, jika sinyal
yang diterima terlalu besar, AGC de- ngan sendirinya akan memperkecil sinyal. Sementara itu, AFT (auto- matic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.
g. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu (gambar 6.77):
●    Rangkaian sinkronisasi,
●    Rangkaian defleksi vertikal,
●    Rangkaian defleksi horizontal,
●    Rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
 Rangkaian Defleksi Sinkronisasi ditunjukkan Batas Garis Hitam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK68yrifMY1YqGSa6s62OvZB_sApn7Cjv1-1gwxQuAkGHhFkuT5Grc86KJIxb7hZCcZs5aNeMRbcADpofsAxQSLLqXvpcgy5lhpartQ2sm6yAtUv4fQtPKICbwqC9EJR2wDuAArApYRSI/s1600/Picture11.png

 h. Rangkaian Suara (Audio)
 Suara yang kita dengar adalah hasil ker- ja dari rangkaian ini sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebe- lumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr7rXCMTw3PxAjv05wRpZZCzijfkM8Iys_rOtpBndMHxo8C-msl-zsbbNQnAi00KSphU-MlOGfL09PXUG6l6dSJ21mdsm7gyRm1i8mwPtvwl761s36gU5UXUa2R1E0BeJVv_P6KhhtKng/s320/Picture12.png

i. Rangkaian Catu Daya (Power Supply) Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC  menjadi DC yang selanjut nya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Pada gambar 6.79, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tega- ngan DC ke seluruh rangkaian TV.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzvqkUsjNafTBSH8F1CLyS4iAJJ9xKKIzms0YHtz40292c99av5b9XgLC6DaDPzNf5FF9WeYr0OwEA8hLwCIWL9sb_GA200Of2FvEI9QhVZZr5cdxBW-iVYYHhk6qFwmVHMfDVFkFyDaY/s320/Picture13.png

j.  
Defleksi Horisontal dan Tegang- an Tinggi
Rangkaian defleksi horisontal  berfungsi untuk menye- diakan arus gigi gergaji untuk di- umpankan kekumparan defleksi yoke, sehingga sinar elektron pa- da  CRT  dapat  melakukan scaning pada arah horisontal dengan benar. Selain itu rangkai- an horisontal juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi (High Voltage) untuk anode CRT serta untuk pembangkit be- berapa macam tegangan mene- ngah dan tegangan rendah lain- nya.
Rangkaian Defleksi Horisontal. Sebagian Berada Di dalam Trafo Flyback
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK68yrifMY1YqGSa6s62OvZB_sApn7Cjv1-1gwxQuAkGHhFkuT5Grc86KJIxb7hZCcZs5aNeMRbcADpofsAxQSLLqXvpcgy5lhpartQ2sm6yAtUv4fQtPKICbwqC9EJR2wDuAArApYRSI/s1600/Picture11.png

Bagian-bagian dari rangkaian horisontal meliputi :
 ● Osilator Horisontal
Sebagai pembangkit pulsa fre- kuensi horisontal. Pada sistem CCIR frekuensi horisontalnya adalah 15.625 Hz, dan pada sis-
tem FCC frekuensi horisontalnya
adalah 16.750Hz.
 ● Horisontal Driver
Horisontal driver dipakai untuk memperkuat frekuensi horisontal dari osilator guna menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transis- tor horisontal output (HOT), sehingga transistor HOT berlaku sebagai   sa- klar.
Horisontal Output (HOT)
Bagian horisontal output berfungsi untuk menyediakan power arus gigi
gergaji untuk diumpankan ke kum- paran  defleksi horisontal. Dari  tran- sistor HOT kemudian dikopel secara kapasitip ke kumparan defleksi yoke.
Pada  umumnya  transistor  HOT  TV
berwarna  mendapat  tegangan  DC
sekitar 110 V.
Trafo plyback (FBT, HVT) dipasang pada bagian HOT, dengan meman- faatkan arus gigi gergaji saat hori- sontal retrace yang dapat menginduk- sikan tegangan sangat tinggi.

Horisontal   AFC   (Automatic Frequency Control)
Gambar pada pesawat TV harus sinkron dengan gambar dari pe- mancar TV, oleh karena itu diper- lukan sinkronisasi horisontal dan vertikal.   Rangkaian   High   Pass
Filter (HPF) dipakai untuk memi-
sahkan sinyal sinkronisasi hori- sontal, rangkaian ini mudah sekali dipengaruhi oleh noise,   maka osilator horisontal selalu dilengka- pi dengan rangkaian AFC, yang berfungsi untuk menjaga agar fre- kuensi dan phase sinyal horison- tal scanning selalu stabil.
Pada bagian AFC terkadang dipa- sang VR  pengatur phasa yang berfungsi untuk mengatur posisi horisontal center.
Dari  keterangan di  atas  untuk  lebih  Jelasnya diberikan blok  diagram khusus bagian warna sebagai berikut:
 Diagram Blok Bagian Warna dari TV
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoF1ORBsfIy_UE_Wd4VnSx9mFa9zgxhDBMNJ30E7ERvZRImaB8V7PCMK9l_4EFTRBX7NKh2JCdgGTUjzOxTv0dv6VymQganzkhXWmI1uUQoAa22SJMLV224dkdmfV3z37ack3Z6WcrMq4/s320/Picture14.png

fungsi setiap blok dari gambar dalah:
●    Colour Amp : Suatu penguat krominan yang menguatkan sinyal nada warna (sekitar 4,43 MHz) dengan bandwidth 2 MHz. Didalamnya me- ngandung sinyal (termodulasi) selisih warna yang telah dilemahkan (V dan U) juga terdapat sinyal ledakan (burst sinyal) dengan denyut sin- kronisasi horisontal.
●    Colour splitter (pembelah warna) : memisahkan sinyal V dengan sinyal U dimana signal V diputar 180º sedangkan sinyal U tidak dipu-
tar. Pada blok ini terdapat garis-garis NTSC dan PAL dan beberapa perlawanan.
●    Demudulator-V dan Demodulator-U: untuk mendeteksi sinyal V dan sinyal U. Bagian ini menerima gelombang pembawa warna dan sinyal
secara bersamaan dan harus benar-benar sefasa baik sinyal V mau-
pun sinyal U. Jika yang diterima sinyal NTSC maka gelombang pem- bawa yang dimasukkan kedemodulator V harus dimasukkan dalam fasa 90°, sedangkan untuk sinyal  PAL gelombang pembawa yang di- masukkan dalam fasa 270°. Jikalau fasa-fasa dari sinyal itu benar, maka sinyal-sinyal ini akan dikuatkan melalui bagian ini dan penguatan untuk kedua sinyal ini tak sama.

●    Saklar PAL: selama sinyal NTSC yang masuk, maka saklar PAL me-
lewatkan sinyal yang berasal dari osilator kristal tanpa disertai perge- seran fasa. Sedangkan saat ada sinyal PAL, maka pelewatan sinyal disertai dengan pergeseran fasa 180°, sehingga menjadi 270°.
●    FF (Flip-Flop): saklar PAL didrive dari suatu Flip-Flop atau bistable
multivibrator. Flip-Flop ini dikemudikan dengan sinyal clock yang di- sebut sinyal identifikasi yang berasal dari diskriminator fasa yang ke- mudian dikuatkan oleh suatu penguat. Dalam sinyal ledakan, setiap pergantian sinyal garis satu ke sinyal garis berikutnya selalu berubah-
ubah dasanya, karena diskriminator fasapun mengeluarkan suatu te-
gangan bolak-balik.. Selama sinyal NTSC tegangannya positip, dan selama sinyal PAL tegangannya negatif. Dengan menggunakan sinyal clock positip, naka FF dibawa kekondisi yang sedemikian hingga sa- klar PAL selama sinyal-sinyal PAL memutar sinyal sejauh 180°. Pada saat sinyal NTSC masuk, maka penguat akhir horisontal mengirimkan clock yang membuat FF kekondisi stabil yang lain. Maka sekarang saklar PAL berada dalam kondisi yang tidak memutarkan fasanya sinyal.
●    BURST Amp : Penguatan sinyal ledakan mengandung sinyal ledak- an,  sinyal  krominansi  dan    pulsa  dari  penguat  akhir  horisontal. Penguat dapat menguatkan hanya pada saat-saat pulsa horisontal masuk ke penguat. Sinyal ledakanpun dimasukkan selama penguat itu sedang menguatkan, sehingga menghasilkan tegangan output untuk mengontrol BURST Amp melewati ACC dan mematikan warna lewat CK.
●    Colour Killer (CK): Untuk menin das penguat warna apabila signal selisih warna / krominan karena sedang menerima siaran hitam putih (azas kontabilitas). Penin- dasan warna ini perlu, agar pada waktu penerimaan hitam putih ba- gian warna tak menguatkan sinyal- sinyal desah yang akan dapat muncul di layar gambar.   Namun demikian apabila ada signal nada warna yang dikirimkan ke penguat oleh ledakan akan dihasilkan te- gangan kontrol sehingga colour killer tidak bekerja (colour killer akan bekerja apabila tidak ada signal BURST yang dikirimkan).
●    ACC (Automatic Colour Control) : Blok ini bekerjanya sama dengan AGC yaitu mengontrol penguatan secara otomatis, apabila sinyal ledakan naik yang disebabkan oleh naiknya penguatan colour killer maka BURST Amp menghasilkan tegangan ACC yang merupakan tegangan kemudi yang dikirimkan ke colour amp.
●  Demodulator (V dan U) : Untuk memisahkan selisih warna dari SPWnya yang di- buat dirangkaian ini. Disini harus  dibuatkan SPW sebe- sar 4.43 MHz dari kristal de- modulator yang phasanya sa- ma dengan yang dikirimkan selama diterima garis NTSC, SPW digeser 90º sedangkan selama diterima garis PAL SPW   harus   digeser   270º. Hasil demodulator yang ma- sih merupakan signal V dan signal U dikuatkan kembali sehing ga berubah lagi men- jadi selisih warna R-Y dan B- Y (merupakan proses keba- likan dari pemancar).
●    AFPC (Automatic Frequency and Phase Control) : ber- fungsi agar phasa dan frekuensi dari SPW persis de- ngan yang dikirimkan (mes- kipun ditindas) maka harus di- adakan pengontrolan teruta- ma tegangan VCOnya.
Pelacakan Kerusakan TV Berwarna

Teknik termudah dan cukup dapat diandalkan untuk melacak kerusakan sebuah TV berwarna adalah menggunakan Teknik Gejala-Fungsi (symptom-function), karena dapat dilihat dengan jelas gejala kerusakan gambar yang terjadi  pada layar / CRT maupun gejala kerusakan suara pada speaker.
Sebagai contohnya: asumsikan bahwa video (penerimaan gambar TV) drive transistor adalah rusak. Ini berarti itu akan tidak ada gambar pada CRT. Apakah ini juga berarti bahwa akan tidak ada raster? tentu tidak, karena raster diproduksi oleh rangkaian defleksi vertikal dan horisontal dan  memerlukan adanya tegangan tinggi, dimana ini  didapatkan dari output  horisontal  trafo.  Jadi  CRT  akan  menyala  tetapi  akan  terlihat sebuah layar kosong. Apakah audio mempunyai efek? tentu tidak Karena sinyal audio mulai keluar sebelum rangkaian drive video. Untuk menyimpulkannya lalu kebenaran bahwa ini tidak ada gambar pada CRT, tetapi ada suara dan raster, hal yang sudah pasti untuk mencurigai salah satunya yaitu drive video atau video output stage.
Di bawah ini akan diberikan tabel bermacam-macam gejala kerusakan sebuah TV berwarna dan perkiraan fungsi rangkaian mana yang menyebabkan kerusakan itu terjadi.
 
GEJALA YANG TERJADI      FUNGSI RANGKAIAN YANG RUSAK
a.TV mati total (lampu indi kator tak menyala)
- Rangkaian catu daya. Rangkaian regu- lator input sampai output. Perhatikan gambar 6.82 rangkaian regulator pada PCB TV . Pada umumnya catu daya pesawat televisi mempunyai output tegangan sebesar 115v, 24v, 12v, dan 5v.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaJZnG3yxT3HoYNol_L5Cp0chnNpDo148MKQ7FLAoW5sOVWJnB0xQD6r1XVpom6mgF0dCyeB92aiPTt86bBtq1Qb5YEgVVZGHtBeVK9hy_traYCIwRHIaeyKzXgvY7D5nXY_0TfCLeX9Y/s320/Picture15.png


Tanda Panah Menandakan Komponen yang Mudah Rusak.
 b. TV dan lampu indikator mati total serta terdengar suara derit getaran trafo switching.
  - Rangakian horisontal biasanya yang mudah rusak adalah trafo flyback, transistor horisontal dan kapasitornya
 Garis Daerah Merah Menunjukan Komponen yang Mudah Rusak pada Rangkaian Horisontal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVYtV4SVo-E1g8svzZGN7a6Gbg1NqVBsdxNm5FCj_fBYeAlUl0vZpSYmykuX_2bCMtE2OiGT913OBgq9YKdRtwpXG8Oz2VSFKUIbBB5AJ2pXae3tZjOvfd2vTQx0it6wnVvzcBUyI0X1A/s320/Picture16.png
 c. Lampu indikator hidup tapi TV tak dapat dioperasikan.
- Rangkaian horizontal.
- Rangkaian regulator, biasanya dioda pembatas tegangan rusak.
d.  Tak  ada  raster  tapi  suara normal (layar tetap gelap).
- Rangkaian penguat video, rangkaian penguat cahaya, rangkaian tegangan tinggi atau CRT
Daerah Tegangan Tinggi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKcFgtsjPSus_lFM2wwMl6W2_ZvtKpzCR-tPYYKZ5lVwNxln21qhKdw1_he9EC6eCFyJ6xlGNLn5_WJuuZ8jhJYcmahz-3mLYernUXknGUMIZ-fRVmPlJkGhlSbQ-mWi2fY_3mKYKs9fc/s320/Picture17.png
 
CRT (Catode Ray Tube) Filamennya Mudah Putus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWCRXBmThgHr-tKyVmiasQiOcjlNECd4dq3zrGN2q_VCL6A77myvGOJkqEfx_pl-LduFLTVVQepfQII6S1n_Hkb_oJlSJGQYmRb5L7QGgxC60AqydtOV2HrpG-WVK8z8vxp0RVq5GyKiI/s320/Picture18.png

e. Raster satu garis horizontal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6cscle5RtU8RPE2yn4DIgjmEUG8sqPlHfkberfQuW0qvRizPSvZkY6XAdbG_C7df1nqIyRN0XVuHaOZEqApDOkJqqMQM2Ml2VH3pquV4ER104IlKPfHVuwp4vGXl90FmWULhGVAUA80A/s1600/Picture19.png

- Rangkaian vertikal dan osilatornya.
- Rangkaian defleksi vertikal.

f. Garis strip-strip hitam pada layer yang tak dapat hilang.
- Rangkaian   osilator   horizontal,   bia- sanya kapasitor elektrolit yang sudah kering (terlihat kusam / pecah).
- Pada TV yang baru jarang dijumpai, biasanya disebabkan komponen yang sudah termakan umur.
Gambar Strip Hitam Tidak Dapat Hilang dari Raster Meskipun Sinkronisasi Telah Disetel.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmTM4g7E9Y624hT_gEdXncC_AuMNKs5d_TQqJYyDEFMdkt8xG_IBGudYK0l8uxhTyJuc7I9-HbvIIj_WLwFSh9KlMSPB3DtjPbh4KDUXSwJa8IXW9InKKMFx_-Y8hFP1NI26XIZgrNgeQ/s1600/Picture20.png
 
g.Sebagian gambar tergeser horisontal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjNba5jlv0qe7OOE8us4vTsBMCeKXW3USQFTntY4sxQhIV3ossJJXjPGnjCdPqWriazz3KZc2Ym4ocFqFi7EsDpMOKvEYmh4Vv3yJGhMQoY3BZKl8iVixXesTkLUe3FO5OMDY8BQsqNZ8/s1600/Picture21.png
 
  - Rangkaian    sinkronisasi,    rangkaian buffer video dan rangkaian AGC. Bia- sanya kapasitor elektrolit yang kering atau dioda yang bocor

h. Gambar bergerak terus ke atas / ke bawah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPqrhohq6rrVa9Aq30peUOuPv4wJNVsV6xZ8ivCErnv1e2pPV7Nlv0WEF8V7vX9PLpbA1exCv3j8N5gUWk4BDYwE2zARaaMrB5HgRgYyBdkQwHO7hrWnNDr0tUfr9Xa2h1ImDU6ENVKrs/s1600/Picture22.png

 - Rangkaian  osilator  vertikal.  TV  yang baru terjadi akibat kapasitor keramik- nya bocor.

i. Garis hitam miring dan ber- gerak ke atas / ke bawah terus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDIzDgQ6cNNgQwCRMeTa2gcG-V5KtFJRi5rAZUWOpGjglHs9y92oUfKvO7DxnXJ8CBwrPORSRyyjJbyRyskWXATZ16BP9Wrh28m4H0A90lom0AUULFkr1JXG3KqaisLDRB2vl1pgBFm0M/s1600/Picture23.png

- Rangkaian pemisah sinkronisasi, rangkaian penguat sinkronisasi, rangkaian AGC dan rangkaian penghapus noise.
 j. Gambar menyempit
Menyempit Kiri / Kanan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEint8IA-2304R4FBrEjztZMh67akmz22gp6xium-lnUcGDRFUfFoZDT2O9mc_TGOQJ880exPFiZE7BsN8PIUijbU6y1hLMZFGibGrKuHnZwI8rTyGxiWdx19Rnzl_SEhELgKd8yTv6zV54/s320/Picture24.png


- Rangkaian output catu daya, rang- kaian defleksi horisontal dan kum- paran yoke.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjybb4XOV6_0XHB-69vTIePVVN4I2qjejSVy_NyzVKeuQLfwn3kh37QkeGA0o2_3EPJ1zJ3aI79SaCjBVAyKOBzoT0bTCKXjQdDQEJ9cNs8C_TFQh8Jb9sQuU9jGzuEItlKUWaOFQG2GTM/s1600/Picture25.png


- Rangkaian output catu daya, rang- kaian defleksi horisontal dan kumparan yoke.

k. Pelebaran Horisontal
Gambar Melebar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH6Jl4AuXYjLxlxVpyiJJzBql8mAYqtj4PEm75Jk9_j1qSZ8Q_YZj-Oc-165wRNkT19Z7e_8EFNIJG0Hltk3VrfEaW_aGmmYJsYGQObIMCLsGPouXvAUrIHZQBX1xt_efWFku06YjC4sc/s1600/Picture28.png

 - Potensio   pengontrol   lebar   horisontal, rangkaian catu daya dan tegangan anoda CRT.

l. Pemendekan tinggi gambar
Gambar Memendek
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhihDRx-ygVlbv4z1-_T4JaEXMh_Ay8pUYF4-lpjRayhfM7t8TMQFe9_mFWbKsA4Rr31div3hmFS1lw-moPG9Y77zbDbOLzsxpkx_1r1Qg-lGs9t18oeHJgRSdATmQJ1NyTkIW0OPAgWg0/s320/Picture27.png

- Potensio   Vsize   dan   Vline   dan rangkaian defleksi vertical (tran- sistornya).

m. Gambar memanjang vertikal

- Rangkaian defleksi vertikal, potensio   pengatur   vertikal   atau   elko yang sudah kering

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH6Jl4AuXYjLxlxVpyiJJzBql8mAYqtj4PEm75Jk9_j1qSZ8Q_YZj-Oc-165wRNkT19Z7e_8EFNIJG0Hltk3VrfEaW_aGmmYJsYGQObIMCLsGPouXvAUrIHZQBX1xt_efWFku06YjC4sc/s1600/Picture28.png